Selasa, 12 April 2016

sosiologi

MAKALAH SOSIOLOGI 
logo universitas airlangga.jpg

Oleh :
Eva Sahla Rizqiyah
071311533017

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013





BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang, banyak sekali hal yang berubah. Salah satunya adalah pergaulan remaja, ini salah satu contoh dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulannya yang sangat bebas sehingga merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Remaja- remaja saat ini banyak yang terpengaruh oleh acara- acara yang dityangkan ditelevisi maupun media informasi yang lainnya. Balapan liar contohnya, balapan liar ini merupakan kenakalan remaja yang bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang. Balap liar ini sudah tidak asing lagi ketika kita mengatakannya. Balap liar ini bukan hanya remaja tapi anak-anak SD banyak juga yang sudah mengenal ini bahkan mengikutinya karena mereka lingkungannya yang berada di area balap liar ini. Balap liar ini menggunakan sepeda motor dan mobil juga yang telah mereka modif dengan berbagai model yang mereka inginkan dengan uang yang tidak sedikit jumlahnya yang membuat mereka itu boros. Dan akan menghambur- hamburkan uang yang tidak ada manfaatnya.
Menanggapi masalah balap liar ini menjadi miris ketika masyarakat mendengarnya, karena dengan adanya balap liar yang dilakukan pada  dini hari itu membuat para remaja yang ikut serta dalam balap liar itu membuat malas melakukan pekerjaannya esok hari, atau remaja yang sekolah bisa malas untuk bangun pagi.
Dan disini orang tua harus berurusan dengan sekolah karena anaknya sering tidak masuk sekolah. Ini bisa membuat hubungan antara orangtua dengan anak menjadi tidak baik dan jika ini terus berlanjut maka akan membuat anak ini mencari pelarian yang lebih parah terjerumusnya misalnya narkoba dan lain sebagainya, dan itu bisa membuat anak jauh dari kehidupan yang lebih baik.
Oleh karena itu penulis menganalisa dan memaparkan apa yang membuat sesorang itu masuk dalam dunia balap liar, dampak negatif dan positif serta cara mengatasi balap liar tersebut.




1.2           Rumusan Masalah
            1.2.1. Apa Yang Mendorong Individu Masuk Kedalam Balap Liar.
            1.2.2. Dampak Negatif Dan Positif Dari Balap Liar.
            1.2.3. Cara Mengatasi Balap Liar.
            1.2.4. Hasil Wawancara Penulis dengan Pelaku.

1.3           Tujuan Penelitian
1.  Mengetahui apa yang mendorong individu tersebut terjun dalam kelompok balap liar.
2.  Mengetahui dampak negatif dan positif dari balap liar.
3.  Mengetahui cara mengatasi dari balap liar.
4.  Mengetahui secara langsung dari salah satu individu yang ikut dalam kelompok balap liar.

1.4             Manfaat Penelitian.
1.      Kita dapat mencegah agar tidak terjerumus kedalam kenakalan remaja yang salah satunya adalah balap liar.
2.      Dapat mengetahui dampak- dampak yang ada pada balap liar ,agar  kita bisa mengetahui lebih jauh tentang apa yang ada pada balap liar.
3.      Dan mengetahui informasi langsung dari seseorang yang pernah masuk kedalam dunia balap liar tersebut.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Apa Yang Mendorong Individu Masuk Kedalam Balap Liar
        Banyak sekali yang mendorong sesorang masuk dalam dunia balap liar, penyebab yang menjadikan individu masuk dalam balap liar adalah lingkungan mereka yang ada di area balap liar bisa menjadikan mereka menjadi masuk kedalam lingkungan itu, karena mereka ingin mencoba hal yang baru. Mereka tertarik dengan apa yang mereka lihat tanpa melihat sisi negatif dari semua itu. Setelah mereka masuk dalam dunia itu mereka bisa saja menjadikan kegiatan itu sebagai hobi mereka dan kalau itu sudah menjadi hobi tentu mereka akan sulit utuk meninggalkannya. Dan mereka akan senang dengan hal-hal tersebut karena juga bisa memacu adrenalin dan dengan mereka mengikuti balap liar agar dianggap gaul. Dan ketika kita tidak tergabung dalam dunia balap liar, kita akan disebut sebagai seseorang yang kolot. Mengikuti balap liar juga dikarnakan gengsi atau nama besar bengkel agar tidak dan dianggap rendah. Dan dengan adanya suatu kelompok yang membombongi agar seseorang itu ikut masuk dalam balap liar, kebanyakan mereka yang mengajak agar seseorang itu masuk dalam dunia balap tentu akan dari bengkelnya itu mengajak dan mengajarkan sepedanya agar di modifikasi dengan berbagai macam bentuk dan tentu biaya yang dikeluarkan ini juga tidak sedikit dan akan memakan uang yang diberikan oleh orang tuanya agar untuk jajan malah dipakai untuk hal-hal tersebut yang tiddak ada manfaatnya dan menjadi boros. Dan keluarga mereka yang kurang baik hubungannya pasti anak ingi pergi dari semua itu dengan mencaari kesenangan yang salah satunya adalah ikut dalam balap liar.

2.2.  Dampak Negatif Dan Positif Dari Balap Liar.
Dalam balap liar ada sisi negati dan ada juga sisi positifnya. Berikut adalah sisi negatif dan positif dari balap liar.
- Dampak negatif  balap liar            :
1.  Mengganggu jalan raya.
   Dapat mengganggu jalan, karena yang mereka gunakan adalah jalan raya yang pastinya ada penggendara lain yang akan melewati jalan tersebut. Dan itu akan mengganggu pengguna jalan yang sedang melintasinya.

2.      Mengganggu kenyamanan.
        Mengganggu kenyamanan warga sekitar yang ada di area balap liar. Dengan suara bising knalpot mereka yang membuat warga sekitar terganggu kenyamanannya akibat kelakuan mereka yang seenaknya saja menggunakan tempat untuk dijadikan balapan.
3.      Tawuran.
        Mengakibatkan taruhan karena didalam balap liar pasti akan yang namanya persaingan siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah. Disitu pasti kelompok yang kalah akan tidak terima dengan kekalahan itu atau ada ejekan dari kelompok yang menang dan kelompok kalah merasa direndahkan akhirnya tidak terima dan akan timbul pertengkaran diantara mereka atau taruhan.
4.      Pelanggaran norma.
        Terjadinya pelanggaran norma yang dilakukan oleh para pelaku pembalap liar.
5.      Taruhan / perjudian.
        Didalam suatu perlombaan ada yang menang dan yang kalah, tentu mereka pasti akan saling menjagokan dan itu akan mengeluarkan uang sedangkanpara pembalap yang sudah menang akan mendapatkan uang dari kelompok yang kalah atas balap liar tersebut. Dan disebut juga mereka melakukan perjudian.
6.      Merugikan dan membuat orangtua khawatir.
        Membuat orangtua mereka khawatir akan keadaan mereka yang selalu pulang dini hari dan paginya mereka akan ada sekolah untuk anaknya yang masih sekolah. Terkadang orang tuaa tidak tau apa yang dilakukan oleh anaknya karena kebanyakan anak- anak mereka akan mnyembunyikan semua ini dari orang tuanya. Hal ini juga bisa merugikan orang tuanya, karena anaknya yang menghambur- hamburkan uang seenaknya sendiri tanpa mengerti keadaan orang tuanya yang bekerja siang malam demi kehidupannya malah digunakan yang tidak ada manfaatnya.
7.      Menyumbang angka kecelakaan lalu lintas.
        Dengan adanya korban dalam balap liar ini akan menambah jumlah kecelakaan bertambah hingga menuju ke kematian.
8.      Kematian.
        Balap liar juga akan mengakibatkan nyawa mereka menghilang begitu saja. Dan itu merupakan dampak  terberat yang akan mereka dapat ketika ada kesalahan, kerusakan mesin, kurang hati- hatinya dalam mengendarai motor atau mobil yang mereka gunakan.

- Dampak positif balap liar :
1. Mendapatkan imbalan.
            Pembalap akan mendapatkan imbalan dari apa yang mereka kerjakan atau lakukan ketika mereka mendapat kemenangan. Imbalan ini biasanya berupa uang.
2. Merasa bangga.
            Para pembalap akan puas dengan apa yang mereka dapat ketika mendapat kemenangan, mereka akan sangat dengan bangga dengan hasil yang memuaskan meurut mereka.
4.      Tercipta solidaritas.
Suatu kelompok yang tergabung dalam balap liar tentunya  memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi diantara mereka, mereka menciptakan solidaritas yang tinggi ini agar tercapainya hasil yang memuaskan untuk mereka.
5.      Kreatifitas.
                        Motor atau mobil mereka pasti akan membutuhkan modifikasi atau pergantian mesin dan lain sebagainya. Dan itu membutuhkan keahlian yang sangan teliti dan serius tidak main- main. Dengan memodifikasi berbagai macam dan segala bentuk untuk mendapatkan hal yang sangat bagus.

6.      Emosional.
Disini dampak emosional yang dimaksudkan adalah mereka akan
mempunyai semangat yang sangat tinggi, pantang menyerah, selalu optimis dengan apa yang mereka lakukan, dan lain sebagainya.

2.3. Cara Mengatasi atau Meninggalkan  Balap Liar .
          Ada berbagai cara untuk mengatasi  seseorang itu meninggalkan balapnya atau agar seseorang itu tidak melakukan dan masuk dalam dunia balap. Kurangnya perhatian dari orang tua kepada anaknya yang mengakibatkan anak ini terjerumus pada kenakalan remaja maka sebagai orang tua sebaiknya selalu mengawasi perilaku anak diluar sana, dengan kurangnya pengaswasan ini diharapkan agar orangtua selalu memperhatikan anak- anaknya. Orang tua juga agar membatasi dengan jam malamnya dan ditentukan mereka harus pulang jam berapa agar tidak menggunakan waktu atau mencuri waktu untuk melihat atau mengikuti balap liar, karena balap liar ini juga tidak dilakukan pada jam- jam biasanya. Balap liar akan menggunakan waktu dini hari hingga pagi. Orang tua juga sebaiknya memantau perilaku yang dilakukan oleh anak- anak mereka, tidak perlu membatasi dengan ketat hanya saja selalu ada komunikasi diantara orang tua dan anak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Orang tua lebih baik membuat keputusan diantara orang tua dan anak jika melanggar akan mendapatkan hukuman, misalnya telat pulang malam mereka akan mendapatkan hukuman seperti yang sudah mereka terapkan diantara orang tua dan anak. Dan cara agar mereka meninggalkan balapnya juga bisa dari dalam diri mereka sendiri dan dorongan orang- orang yang ada disekitarnya. Dan semua itu jugaharus ada niat dan kemauan besar  untuk benar- benar berhenti dari semua itu.

2.4  Upaya Pencegahan Agar Tidak Terjerumus Dalam Balap Liar.
            Untuk menghindari agar tidak terjerumus dalam balap liar tentu harus ada faktor yang menjadikan seorang individu untuk tidak melakukannya, diantaranya adalah :
1.      Lingkungan Keluarga.
 Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam individu tersebut, orang tua yang memegang peran utama untuk seorang anak dan membentuk perwatakan. Selalu menciptakan keharmonisan, dan rasa kekekluargaan yang tinggi. Selalu mendengar masalah anak ketika mereka endapatkan suatu masalah dan menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi yang terbaik. Memberikan hukuman ketika mereka melanggar sesuatu yang sebelumnya sudah ditentukan dan memberikan hadiah kecil ketika mereka berbuat baik atau bisa juga memberikan pujian. Dan selalu mendekatkan mereka agar selalu taat beribadah.
2.      Lingkungan Sekolah.
Dilingkungan sekolah pergaulan anak muda  cukup kompleks. Dalam sekolah pendidikan menjadi peran utama untuk  mencegah perilaku sosial yang buruk. Dalam lingkungan sekolah sebaiknya selalu mengembangkan keterbukaan antara satu sama lain, jujur , saling percaya dan lain sebagainya. Memberikan luang untuk kemampuan mereka yang bersifat positif, menanamkan nilai- nilai disiplin , moral yang baik dan budi pekerti yang baik juga. Bersedia mendengar keluhan siswa ketika mereka mendapatkann sebuah masalah.
3.      Lingkungan Masyarakat.
Dalam lingkungan masyarakat tentu akan memengaruhi pola pikir seseorang tersebut. Ketika mereka berada pada lingkungan yang kurang baik, sebaiknya harus bisa mengambil sisi positifnya, bukan berarti dalam lingkungan yang tidak baik bukan berarti tidak mempunyai sisi positif.

2.5   Hasil Wawancara Penulis Dengan Pelaku Balap Liar.
          Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan salah satu pelaku yang tergabung atau masuk dalam balap liar.
1.     Identitas pelaku balap liar
Nama              :  Paijo ( Nama samaran )
Status            :  Siswa SMA kelas 12
Kelahiran        :  20 Desember 1995
Umur              :  18th

2.     Dialog penulis dengan pelaku balap liar.
Penulis             : Mengapa anda mengikuti balap liar ?
 Paijo                 :  Ini masa- masa remaja saya, dengan cara balap liar saya akan mendapatkan jati diri dan identitas diri. Dilain sisi, itu adalah hobi saya.
Penulis            : sejak kapan anda aktif dalam dunia balap liar ? dan apa yang anda dapatkan dari balap liar tersebut?
Paijo               : kira- kira sejak 4 th yang lalu. Gini ya mbak, pertama saya bicara tentang hobi, kalau sudah seperti ini tentu arahnya akan menuju ke kesenangan atau lebih ke kepuasan diri sendiri. Sekarang coba begini ya mbak, anda hobi wawancara pasti anda senang dengan kerjaan ini, kalau anda disuruh sepak bola, apa yang anda rasakan? Pasti tidak senang itu maksud saya. Kedua, pengalaman dan yang ketiga, menambah teman disini solidaritas akan timbul erat dengan seiring kehidupan kelompok yang etnoentrisme dan masih banyak lagi dan tentunya juga adasisi negatifnya.
Penilis             : lantas jika ada sisi negatifnya mengapa anda tetap melanjutkan dunia malam seperti ini ?
Paijo               : sekali lagi saya ingatkan pada anda, hobi disini berperan penting, hobi yang sudah membuat saya seperti ini. Namun ketahuilah manusia itu dinamiskan ya mbak? Kasaranya semakin ama semakin tua dan enggak selamanya akan seerti itu. Intinya hobi dan umur saling memengaruhi.
Penulis            : sebelum melanjutkan pertanyaan saya, boleh anda menjelaskan apa sisi negatifnya dari balap liar tersebut ?
Paijo               : Balap identik dengan kompetisi atau persaingan, hal ini tentu akan mengarah ke konflik atau permusuhan antar kelompok balap, balap juga membuat kita menghambur- hamburkan atau boros akan uang, tidak akan peduli berapa rupih yang akan mereka keluarkan untuk kebutuhan balap dan sepeda. Bagi kami identitas kelompok kami nomor satu,artinya kita tidak mau dianggap remeh dan tentu gengsi yang kami tinggikan, dan saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan dunia balap liar yang sia-sia dan masih banyak lagi.
Penulis            : oh begitu ya mas, lalu kata anda balap liar menghasilkan pengalaman baru buat anda dan pengalaman baru apa yang anda dapatkan dari situ?
Paijo               : Banyaksih mbak, umumnya sih kejar- kejaran dengan polisi, konflik antar lawan balap dan yang paling parah kecelakaan antar pembalap yang sampai meninggal itu pengalaman buruknya. Kalau pengalaman lucu sih paling ya ketidur waktu nonton balap liar, ya wajar mbak tengah malam waktu dimana kita dianjurkan tidur malah kita bermain balap. Itulah uniknya kehiupan penuh warna- warni.
Penulis            : jika anda memulai tentu anda juga akan mengakirinya, neh pertanyaan terakhir saya apa yang menyebabkan anda mengakhiri dunia balap ini ?
Paijo               : yang menyebabkan saya meniggalkan balap liar karna pertama faktor umur, kedua masa depan dan yang ketiga adalah dorongan seseorang untuk ke arah yang lebih baik.



3.     Sifat Dan Macam- macam Perilaku Menyimpang.
-          Dalam makalah ini ada dua sifat yaitu penyimpangan yang bersifat positif dan penyimpangan yang bersifat negatif. Dalam balap liar ini bersifat negatif karena perilaku bertindak kearah nilai- nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.
-          Ada beberapa macam dari perilaku menyimpang yaitu tindakan kriminal atau kejahatan, penyimpangan seksual, pemakai dan pengendara obat terlarang, dan penyimpangan dalam gaya hidup. Dalam makalah ini balap liar termasuk dalam perilaku penyimpangan gaya hidup karena gaya hidup yang lain dari biasanya. Sikap arogansi adalah kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya, seperti kekayaan , kekuasaan, kepandaian, dan lain sebagainya.
4.     Norma Sosial
Makalah ini termasuk dalam norma kebiasaan (folkways). Dimana norma ini terdapat sanksi-sanksi yang bersifat informal dan komunal, berupa sanksi spontan dari kelompok-kelompok sosial  dimana kaidah-kaidah dan aturan-aturan disana berlaku. Norma folkways tidak memerlukan pembenaran bagi pelanggarnnya, benar atau tidaknya masih agak leluasa untuk diperbantahkan (dapat dimaafkan). Sanksi disini kan lebih dimaklumi pelanggarannya tidak begitu keras seperti norma mores.












BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Makalah ini penulis mengguakan metode yaitu :
1.     Metode Wawancara
Metode ini menggunakan metode wawancara, penggunaan metode wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai balapan liar, metode ini langsung berwawancara dengan salah satu individu yang masuk dalam kehidupan malam tersebut.
2.     Metode Observatif
Kegiatan penelitian ini terjun secara langsung ke lapangan atau tempat yang dijadikan oleh para pembalap liar melangsungkan permainannya.
3.     Metode Literatur
Kegiatan pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis melalui internet.
4.     Metode Dokumentasi
Kegiatan pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis dengan mendokumentasikan beberapa objek penelitian dengan media pengambilan gambar dari penulis sendiri dan melalui internet.
3.2 Objek Penelitian
          yang menjadi objek penelitian makalah ini adalah kehidupan malam, yang salah satunya adalah balapan liar.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
          Penelitian makalah ini dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung pada:
            Hari/ Tanggal              :  Kamis, 10 April 2014
            Waktu                                     : 15.00 – Selesai
            Tempat                        :  Area balap liar dan tempat pelaku balap liar.
3.4 Desain / Prosedur penelitian
            Desain / prosedur penelitian yang dilakukan dalam makalah ini adalah :
1.      Menentukan tema / topik
Kehidupan Malam.
2.      Mengumpulkan bahan dengan cara :
-           Mengambil beberapa objek area balap liar dan dokumentasi dari pelaku.
-          Mencari data melalui internet.
3.      Membuat kerangka makalah
Kerangka makalah menggunakan sistematika penulisan yang baik.
4.      Mengembangkan kerangka makalah.
Menggembangkan atau menguraikan data dan informasi yang sudah diperoleh dari wawancara dan media internet.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
          Dalam makalah ini teknik oengumpulan data yang dignakan adalah observasi, wawancara dan studi literatur. Observasi merupakan data primer, yang bertujuan untuk membuktikan secara langsung di tempat kejadian. Sedangkan untuk data sekunder penulis memperoleh dari beberapa sumber studi dari berbagai literatur di internet dan berhubungan dengan makalah ini dan wawancara dengan salah satu individu yang tergabung dalam balap liar tersebut.

3.6 Teknik Analisi Data
          Pada makalah ini proses analisa dan keakuratan data telah dilakukan mulai dari proses observasi di area balap liar dan kediaman pelaku. setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka data tersebut kemudian dibuat karangan secara utuh dan menyeluruh / lengkap sesuai dengan judul dan pembahasan makalah ini.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa balap liar mempunyai sisi negatif dan juga positif tetapi disisi tersebut lebih memiliki dampak negatifnya. Dan faktor penyebab mereka masuk dalam dunia liar adalah kurangnya pegawasan dan perhatian dari orang tua yang kurang perhatian. Dan tidak adannya area balap yang resmi yang menjadikan mereka menggunakan jalan- jalanan raya menjadi tempat menyalurkan hobi mereka. Dan dengan balap liar juga jarang yang menggunakan keamanan dengan sebaik- baiknya misalnya menggunakan helm dll. Dan itu bisa mengakibatkan ketika mereka jatuh tidak ada pertolongan medis yang cepat tanggap dan bisa mengakibatkan kematian.
4.2Saran.
Dalam karya ini, untuk pemerintah agar memberikan area untuk balap resmi agar mereka dapat mengembangkan dan melakukan hobiya ini tidak sembarangan yang bisa sangat membuat dampak yang negatif dsn meresahkan warga. Meskipun banyak sisi negatif tentu ada sisi positifnya juga dan kepada para pelaku balap liar agar lebih berhati- hati dan mengurangi balapnya ini sedikit demi sedikit. Dan diharapkan agar individu yang ingin masuk dalam dunia ini lebih memperhatikan dan melihat apa saja dampak yang mereka akan dapatkan ketika masuk dalam dunia liar. Dengan mereka melihat dampak yang buruk pasti akan mengurungi niat untuk masuk dalam dunia balap. Orang tua juga diharapkan agar selalu mengawasi dan memperhatikan anak- anaknya dalam bergaul.





DAFTAR PUSTAKA
ratudiny007.blogspot.com/2012/04/v-behaviourdefault.html?m=1
Dasar- dasar sosiologi/ syahrial syahbarini ; Rusdiyanta-Edisi pertama- yogyakarta; Graha Ilmu, 2009
Narwoko, dwi, dan, suyanto, bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta 13220.

















Gender

MAKALAH
PERBEDAAN GENDER DALAM MASYARAKAT  SUKU MADURA”

logo universitas airlangga.jpg

Oleh :
Eva Sahla Rizqiyah
071311533017

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014



KATA PENGANTAR
          Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “ PERBEDAAN GENDER DALAM SUKU MADURA ” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan berguna bagi almamater.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kerabat yang sudah membantu proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan , dalam penyusunan makalah  penulis berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan makalahini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.




Surabaya , 09 JUNI 2014


                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I      PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang..........................................................................1
1.2   Rumusan  Masalah ....................................................................2
1.3    Tujuan Penulisan ......................................................................2
1.4    Manfaat Penulisan ....................................................................2

BAB II    PEMBAHASAN
                 2.1  Bagaimana Perbedaan Gender Dalam Pendidikan Suku Madura.
                     2.2. Bagaimana Perbedaan Gender Dalam Mata Pencaharian Suku Madura .
                2.3.  Bagaimana Perbedaan gender Dalam Adat Istiadat Suku Madura.
                2.4. Bagaimana Agama Dalam Suku Madura.

BAB III   METODE PENELITIAN
                        3.1 Metode penelitian.......................................................................
                        3.2 Objek penelitian..........................................................................
                        3.3 Desain prosedur penelitian.........................................................
                        3.4 Teknik Pengumpulan data..........................................................
                        3.5 Teknik analis data.....................................................................


BAB IV  PENUTUP
4.1      Simpulan.............................................................................
 4.2     Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Suku yang memiliki semboyan “ E tembang pote matah, angok pote tolang”  yang memilki arti bahwa  “ lebih baik mati daripada dipermalukan” adalah semboyan dari suku Madura, Orang Madura adalah kelompok suku terbesar ketiga dipulau Indonesia. Suku Madura ini memiliki sifat atau karakteristik yang keras, yang membentuk karakteristik memiliki sifat yang keras disebabkan oleh adanya faktor lingkungan yang ada disekitar mereka dan sejarah penindasan terhadap mereka yang dilakukan oleh suku lainnya. Mayoritas orang madura tinggal di Pulau Madura itu sendiri ataupun juga di  bagian Timur Pulau Jawa. Orang madura juga terkenal sebagai orang yang sangat bekerja keras dan tidak mudah menyerah begitu saja.
Mata pencaharian orang- orang madura adalah sebagai nelayan,petani, pelaut, pengemudi becak , supir, buruh- buruh yang tidak terampil dan lain sebagainya. Orang Madura dalam sisi pendidikan memiliki riwayat yang cukup rendah juga, karena dalam lingkungan mereka mayoritas untuk anak perempuan ketika sudah menginjak lulus SMP atau SMA merekaakan dinikahkan. Jarang anak muda umur 20 tahun keatas melanjutkan sekolah tinggi karena lebih baik menikah daripada melanjutkan pendidikan.
Mayoritas orang Madura addalah penganut Islam yang taat, tetapi disamping itu juga banyak orang- orang madura yang mencari perlindungan dari penggunaan mantar- mantra atau dan lain sebagainya. Didalam Suku Madura memiliki ciri khusus dan penghargaaan khusus tersendiri. Bagi orang Madura yang melaksanakan haji akan memiliki pandangan, gelaran,  atau penghargaan khusus ketika mereka melaksanakan ibadah haji ataupun juga yang menjadi kyai juga memiliki pengahrgaan khusus dan akan lebih dihormati. Gender juga tidak sama didalam suku madura, laki- laki derajatnya lebih tinggi daripada perempuan dan akan lebih berkuasa dibandingkan dengan perempuan. Mayoritas dalam kehidupan mereka yang hidup dalam perkampungan yang padat.

1.2           Rumusan Masalah
            1.2.1. Bagaimana Perbedaan Gender Dalam Pendidikan Suku Madura ?
            1.2.2. Bagaimana Perbedaan Gender Dalam Mata Pencaharian Suku Madura ?
            1.2.3.  Bagaimana Perbedaan gender Dalam Adat Istiadat Suku Madura ?
            1.2.4. Bagaimana Agama Dalam Suku Madura ?
1.3           Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui  perbedaan gender dalam pendidikan Suku Madura.
2.      Mengetahui perbedaan gender dalam mata pencaharian Suku Madura.
3.      Mengetahui Perbedaan gender dalam adat istiadat Suku Madura.
4.      Mengetahui bagaimana agama dalam Suku madura.

1.4             Manfaat Penelitian.
1.      Kita dapat mengetahui perbedaan gender dalam pendidikan Suku Madura.
2.      Kita dapat mengetahui perbedaan gender dalam mata pencaharian Suku Madua.
3.      Kita dapat mengetahui perbedaan gender dalam adat istiadat Suku Madura.
4.      Kita dapat mengetahui bagaimana agama dalam Suku Madura














BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan Gender Dalam Pendidikan Suku Madura.
Untuk pendidikan perempuan Madura sudah lumayan masuk kedalam era globalisasi yang modern. Meskipun banyak sekali perempuan- perempuan Madura yang tidak ingin melanjutkan sekolah bahkan sekolah dipandang sebelah mata oleh masyarakat Suku Madura, karena pendapat masyarakat Madura adalah buat apa anak perempuan sekolah kalau pada akhirnya mereka akan dirumah menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh anak. Daripada mereka bersekolah membuang- buang uang lebih baik mereka bekerja.
Tetapi untuk perempuan yang sudah terpengaruh oleh modernisasi mereka akan cenderung untuk berpikir kedepannya dan tidak mengikuti jaman yang terlibat dengan tradisi yang sangat kental. Tetapi pada saat ini perempuan yang mengikuti jaman modernisasi hanya sebagian kecil saja dan mayoritas yang tidak bersekolah lebih banyak. Yang membuat perempuan- perempuan Madura tidak bersekolah adalah prinsip dan tradisi yang sudah diterapkan bahwa buat apa anak perempuan kita sekolah kalu pada akhirnya mereka akan dirumah saja.
Untuk pendidikan laki- laki Madura juga sama halnya seperti perempuan, niat untuk bersekolah menuntut ilmu itu tidak ada, hanya beberapa saja yang mengikuti modernisasi. Laki- lakipun juga berprinsip bahwa mereka lebih baik bekerja untuk mendapatkan uang daripada untuk bersekolah. Tanpa mereka sadari, mereka tidak melihat kedua lapangan pekerjaan yang keluar, mereka rata- rata akan bekerja di daerah Madura itu sendiri, luar pulau dan juga bisa ke negri orang tetapi untuk lulusan yang memiliki nilai plus itu jarang karena pendidikannya. Tetapi rata- rata masyarakat madura yang laki-laki kebanyakan nelayan, petani dan lain sebagainya yang tidak membutuhkan ijazah untuk melamar pekerjaan.
Maka dari itu, dalam Suku Madura tingkat pendidikannya itu sangat rendah. Tidak peduli SD SMP atau SMA mereka jarang mengenal pendidikan disana. Mereka sangat memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja tetapi tidak untuk berpendidikan karena adanya kebiasaan dari turun- temurun dan juga seseorang yang pekerja keras, disiplin, dan lain sebagainya.

2.2. Perbedaan Gender Dalam Mata Pencaharian Suku Madura.
Dalam mata pencaharian Suku Madura laki- laki dengan perempuan juga berbeda. Mata pencaharian laki- laki biasanya banyak yang menjadi pelaut, pengemudi becak, nelayan, buruh- buruh yang tidak terampil dan lain sebagainya. Tetapi untuk mata pencaharian perempuan biasanya ketika mereka ditinggal oleh duaminya bekerja jauh dari rumahnya atau mereka bekerja di luar Madura biasanya mereka menyibukkan diri untuk membuat batik atau yang lainnya yang tidak membutuhkan waktu untuk keluar rumah karena mereka mengerjakan pekerjaan tersebut dirumahnya. Karena biasanya pihak laki- laki atau suaminya tersebut tidak mengizinkan perempuannya itu keluar rumah untuk bekerja.
Laki- laki biasanya bekerja yang berat- berat sedangkan perempuannya bekerja yang ringan, dan perempuan juga harus mengasuh anak mereka.
Secara rata- rata orang Madura hidup dengan pendapatan yang rendah, mayoritas yanng hidup dalam komunitas pertanian. Iklimnya yang sangat panas dan tanahnya tidak subur sehingga hanya menghasilkan dua panen jenis saja hanya padi dan tembakau. Perempuannya biasanya menmbatik atau mengukuir yang kemudian ini menjadi kesenian seni rupa yang menjadi kebiasaan mereka yang menjadikan mereka menjadi kreatif. Dan perbedaan gender dalam mata pencaharian orang- orang Suku madura untuk laki- laki dan perempuan tingkat perbedaannya adalah untuk laki- laki biasanya bekerja keluar pulau dan bekerja yang berat sedangkan untuk perempuan biasanya bekerja dirumah menjadi seniman membuat batik atau mengukir dan yang ringan- ringan.
Dengan adanya hal seperti itu menjadikan kebutuhan pokok yang akan mereka butuhkan bisa mendapatkan tambahan dari seorang istrinya yang mengerjakan batik atau berseni rupa yang cukup menghasilkan uang untuk meringankan beban suaminya.

2.3. Perbedaan Gender Dalam Adat Istiadat Suku Madura.
Suku Madura yang terkenal dengan gaya khas bicaranya yan keras dan blak – blakan, sifatnya yang sangat keras dan mudah tersinggung selain itu mereka juga memiliki sifat yang sangat hemat, disiplin dan rajin dalam bekerja, mereka sangat bekerja keras.
Dalam Suku Madura ada pepatah “ etambang pote mata lebi bagus pote tulang”  yang artinya bahwa daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati berkalang tanah. Dengan adanya pepatah seperti ini yang menjadikan Madyarakat madura ini mengenal tradisi carok dari jaman dulu. Tradisi carok dilakukan ketika mereka dipermalukan , karena menggoda wanitanya, tuduhan mencuri, pembalas dendaman, perebutan warisan, dsb. Semuanya akan mengacu pada perasaaan malu yang melecehkan harga dirinya. Adanya hal tradisi ini sangat didukung juga oleh masyarakat atau didukung oleh lingkungannya. Ketika seseorang tersebut berhasil untuk membunuh lawannya, seseorang itu justru akan memiliki rasa yang puas, lega dan kebanggaan untuk dirinya sendiri.
Seseorang yang ketika dipermalukan atau dilecehkan tetapi tidak melakukan carok, jutru mereka akan dikatakan sebagai orang yang lemah, takut, dan lain sebagainya. Maka mau tidak mau dengan adanya hal seperti itu menjadikan masyarakat menggunakan tradisi itu dengan secara turun temurun.
Tindakan mengganggu istri adalah pelecehan harga diri paling menyakitkan untuk laki- laki. Karena menuurut laki- laki Suku Madura mereka menikah dengan penghulu dan disaksikan oleh banyak orang dan juga memenuhi peraturan agama  maka mereka orang- orang laki- laki sangat menjaga istrinya karena menurut mereka istri adalah “bhantalla pate” yang atinya landasan kematian.
Dalam Suku madura mengenal kata “ aghaja’ nyaba” yang pengertiannya sama dengan tindakan mempertaruhkan atau mamainkan nyawa. Selain melecehkan harga diri juga merusak tatanan sosial. Oleh karena itu, menurut pandangan orang Madura  mengganggu kehormatan tidak bisa diampuni lagi dan harus dibunuh.
Tetapi ada 2 jalan alternatif, yang pertama membunuh orang yang melecehkan istri akan dibunuh orang tersebut dan tidak bisa ditawar lagi, jalan alternatif yang kedua yaitu membunuh keduannya karena mereka terjalin percintaan. Maka tradisi didalam Suku Madura ini sangat keras dan mengeluarkan pembunuhan darah yang sangat kejam dan keras.

2.4. Agama Dalam Suku Madura.
Mayoritas orang Madura dikenal sebagai penganut Muslim Suni yang taat. Orang Madura bisa menjadi siapa saja, karena yang menjadi tolak ukur orang Madura adalah agama ( Islam ). Syarat menjadi orang Madura itu harus orang Islam. Bukan hanya identik tetapi harus mutlak Islam. Banyak sekali hampir semua masyarakat Suku Madura saling berlomba- lomba untuk melaksanakan Ibadah Haji, bagaimanapun caranya mereka saling bersaing untuk melakasanakan ibdah haji. Tetapi disamping itu orang- orang Madura melaksanakan hal seperti itu karena ingin dipandang. Orang Madura akan mendapaatkan penghargaan dan akan dipandang ketika mereka sudah melaksanakan Ibadah Haji. Dengan adanya hal seperti itu, menjadikan untuk semena- mena bahwa dirinya tersebut terpadang.
Ada stratifikasi di lingkungan masyarakat agama / pesantren yang dibagi menjadi 4 tingkatan dari tingkatan yang paling teratas, yaitu :
1.      KEYAE
Seseorang yang dikenal sebagai pemuka agama ( ulama ) karena menguasai banyak ilmu Agama Islam. Keyae berfungsi sebagai pembina umat, penerus atau pengajar para santri- santrinya.
2.      BINDRAH
Sama seperti halnya denga keyae. Ilmunya setara dengan keyae dan adapulabindarah yang sudah banyak didatangi untuk NYABIS terutama di Desa atau Dusun yang agak jauh dari seorang keyae.
3.      SANTRE
Orang- orang yang masih sedang menutut ilmu keagamaan disebuah pondok pesantren.
4.      BANNE SANTRE
Seseorang yang tidak pernah mondok atau tidak pernah melakukan ilmu keagamaan disebuah pondok pesantren.
Di masyarakat Suu Madura banyak sekali yang mendidik anakknya untuk masuk ke pondok pesantren. Maka tidak heran jika banyak sekali kita temui orang – orang Madura di pondok pesantren.
Tetapi tidak semua memiiki rasa untuk agar dipandang tinggi, hanya beberapa persen saja. Karena menurut mereka yang menjadi kyai akan lebih tinggi derajatnya dan akan lebih dihormati bahkan akan jadi panutan, entah dari sisi mana saja.
Maka tidak heran ketika Aceh disebut sebagai kota serambi Makkah, maka Madura disebut sebagai Serambi Madinah.






BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Makalah ini penulis mengguakan metode yaitu :
1.     Metode Wawancara
Metode ini menggunakan metode wawancara, penggunaan metode wawancara ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai perbedaan gender dalam masyarakat Suku Madura.
2.     Metode Literatur
Kegiatan pengamatan dan penelitian yang dilakukan penulis melalui internet.
3.2 Objek Penelitian
          yang menjadi objek penelitian makalah ini adalah perbedaan gender dalam masyarakat Suku Madura.
3.3  Desain / Prosedur penelitian
            Desain / prosedur penelitian yang dilakukan dalam makalah ini adalah :
1.      Menentukan tema / topik
Perbedaan gender dalam masyarakat Suku Madura.
2.      Mengumpulkan bahan dengan cara :
-          Mencari data melalui internet.
3.      Membuat kerangka makalah
Kerangka makalah menggunakan sistematika penulisan yang baik.
4.      Mengembangkan kerangka makalah.
Menggembangkan atau menguraikan data dan informasi yang sudah diperoleh dari wawancara dan media internet.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
          Dalam makalah ini teknik pengumpulan data yang dignakan adalah data sekunder penulis memperoleh dari beberapa sumber studi dari berbagai literatur di internet dan wawancara.

3.5 Teknik Analisi Data
          Pada makalah ini proses analisa dan keakuratan data telah dilakukan mulai dari proses studi literatur. setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka data tersebut kemudian dibuat karangan secara utuh dan menyeluruh / lengkap sesuai dengan judul dan pembahasan makalah ini.

BAB IV
PENUTUP
1.1 Simpulan.
Kesimpulan dari pembahsan yang sudah dijabarkan adalah bahwa masyarakat Madura mayoritasnya dalam pendidikan itu tidak penting bahkan dipandang sebelah mata karena mereka lebih melihat kedepannya dan adanya kebiasaan turun- temurun yang tidak berpendidikan, rendahnya sumber daya alam juga memengaruhi mereka untuk berprestasi.
Dalam mata pencaharian masyarakat Madura yang paling banyak adalah sebagai nelayan dan petani tetapi juga ada sebagian yang bekerja diluar dan juga di negeri orang ini untuk laki- laki Madura sedangkan untuk Perempuan Madura biasanya bekerja membuat karya seni batik atau ukir misalnya, mereka menyibukkan diri untuk melakukan pekerjaan itu dan mereka melakukannya dirumah mereka, mereka tidak membutuhkan waktu untuk keluar rumah. Perempuan- perempuan ini juga membantu sedikit meringankan biaya untuk keperluan berumah tangga.
Untuk adat istiadat masyarakat Madura kebanyakan adalah carok, carok akan dilakukan untuk pembalas dendaman ataupun juga untuk hal- halyang merugikan orang lain dan mereka tidak terima dengan perakuan tersebut dan akhirnya terjadi pertukaran pertumpah darahan dan itupun berujung pada kematian.
Dalam segi agama, masyarakat madura sangat taat dan juga mutlak harus beragama Islam. Mereka juga bisa dipandang ketika mereka dapat melaksanakan ibadah haji begitupula juga dengan keyae, mereka akan sangat dihormati dan sangat terpandang.




1.2Saran.
Sebaiknya permpuan- perempuan Madura lebih melihat kedepan arah tujuannya dan tidak mengesampingkan sekolah, bukan berarti mereka pada akhirnya dirumah saja lalu tidak bersekolah. Begitu pula dengan laki- laki Madura yang memandang sebelah mata juga bahwa pendidikan itu tidak penting untuk kedepannya tetapi malah menghabiskan uang saja. Dilain sisi pendidikan sangat bermanfaat kedepannya.
Mata pencaharian masyarakat suku Madura agak rendah tapi disisilain semangat juang untuk bekerja keras sangatlah besar. Ini bisa memotivasi untuk daerah- daerah lain agar bisa terinspirasi seperti kerja keras mereka. Begitu pula dengan perempuan Madura yang ikut bekerja membuat seni rupa yang sangat bagus dan tidak menghiangkan ciri khas dari Suku mereka.
Untuk adat istiadat dalam Suku Madura ini sangatlah keras sekali, kalau ini sudah menjadi tradisi, sudah tidak bisa di ampuni lagi bagi pelakunya, dan ini berhubungan dengan carok. Untuk agama sebaiknya masyarakat Madura tidak melaksanakan ibadah haji agar mereka terpandang. Tetapi disisi lain islam di Madura ini sangatlah kental dan taat beribadah hanya saja ada beberapa yang ingin menyombongkan diri atau kata lain mereka agar dipandang dengan cara berangkat haji.yang paling tersentuh adalah, entah kaya atau miskin mereka akan berusaha mengumpulkan uang agar mereka dapat melaksanakan haji.








DAFTAR PUSTAKA