Rabu, 23 Maret 2016

Cerpen "Kehidupan" - Eva Sahla-

KEHIDUPAN
Oleh : Eva Sahla R
Aku adalah seorang kepala keluarga, aku bekerja sebagai kuli bangunan di suatu tempat , rumahku di pelosok desa sedangkan tempat bekerjaku dikota dan aku harus menggayuh sepeda ontel untuk sampai ke tempat kerjaku dan di kala hari selasa aku  pergi ke pasar sapi untuk menjual 2 ekor sapiku , aku membawa sapi tersebut dengan berjalan kaki dan menempuh waktu kurang lebih 5 jam. Biasanya sapi yang aku jual tidak ada yang membeli dan hampir setiap hari itu saya pulang dengan membawa sapi itu kembali kerumah  karna tidak ada yang membeli, tetapi aku tidak pernah berputus asa untuk bekerja. Aku bekerja seperti ini untuk menafkahi istri dan anak-anakku.
 Aku menikah dengan Maria dan dikaruniai 3 orang anak yang kami beri nama Tina, Teguh dan Tasya. Aku sangat bersyukur sekali karena telah diberi istri yang sholeha , hormat pada agama, suami, orang tua  , dsb. Aku sangat menyayangi anak-anakku dan tidak pernah membedakan satu sama lain. Kehidupan keluarga kami sangatlah harmonis.
            Istriku membantu mencari nafkah dengan membuka warung sembako kecil-kecilan , menjual gorengan dan menanam padi disawah lalu kita panen lalu kita jual padi yang sudah menjadi beras. Aku dan istriku tidak boleh mengeluh, aku yakin suatu saat nanti kita pasti sukses kalau kita mau bekerja keras dan selalu berdoa. Tina dan Teguh selalu membantu ibunya untuk menjaga warung kecil tersebut dan belanja ke pasar untuk membeli bahan2 membuat gorengan. Tina dan Teguh membantu ibunya dengan ikhlas karena mereka tau bagaimana sulitnya mendapatkan uang untuk makan dan biaya sekolah mereka.
Tuhan pasti mendengarkan dan  mengabulkan doa setiap makhluk yang mau bekerja keras, aku sangat bersyukur sekali kepada tuhan karena aku diberi kesuksesan dan bisa membuka toko bangunan sendiri dari jerih payah keringat selama bertahun – tahun ini.  Ketika aku sukses, tuhan memberikan karunia yang sangat besar, istriku mengandung dan akhirnya lahirlah seorang bayi mungil dan manis yang diberi nama Tasya . Tasya lahir berbeda 13 tahun dari kakak keduanya ( Teguh ). Aku sangat bangga sekali dan aku sangat bersyukur sekali dengan nikmat yang tuhan berikan kepadaku , istri dan anak-anakku .
Tetapi tidak lama dari kesuksesan itu, keluargaku diributkan dengan masalah. Aku dan istriku difitnah, kami difitnah kesuksesan kita tidak dengan cara yang benar dan sehat, kita sukses karena kita menyimpan makhluk2 ghaib. Aku sangat sedih dan kecewa sekali dengan fitnahan warga-warga desa tersebut. Mereka tidak punya bukti kalau aku sukses dengan cara seperti itu dan akhirnya aku, istri, dan anak-anakku  di usir dari desa tersebut, dan kami berencana untuk tinggal dirumah sanak saudaraku di daerah yang tidak jauh dari desa tempat tinggalku. Tetapi warga desaku menelfon semua balai desa di daerah kecamatan Melati agar tidak boleh memberikan izin tidur atau tinggal sementara di sekitar daerah kecamatan Melati tersebut. Warga mendatangi rumah saudaraku dan mereka membawa senjata-senjata tajam untuk membunuhku,istriku dan anak-anakku. Semua menggolok-ngolokkan aku dan keluargaku , senjata mereka sudah didepan kita. Sebelum terlambat aku langsung memotong pembicaraan mereka dan mengatakan didepan mereka “kalau memang aku sukses dengan menyimpan makhluk ghaib berikanlah aku sakit yang tidak ada obatnya dan jika aku sukses dengan cara jerih payahku selama ini sendiri berikanlah orang yang telah memfitnahku menjadi sakit”. Dan mereka pun sepakat.
Tiga hari setelah kejadian itu, tuhan menunjjukkan kuasanya kepada kita , kurang lebih 23 orang sakit dan mereka membawanya kerumah sakit tetapi dokter bilang kalau mereka tidak sakit apapun dan tidak ada obatnya. Mereka masih tidak percaya dengan perkataan yang sudah mereka dengar dari mulutku 3 hari yang lalu , dan semua warga hampir kesakitan dan tidak ada obatnya. Dan ada 1 orang yang memberanikan diri untuk meminta maaf kepadaku , dia bilang “ maafkan aku yang sudah memfitnah keluargamu, aku percaya bahwa kamu sukses dengan keringatmu sendiri” sambil memelukku. Masih saja ada warga yang masih tidak percaya, mereka hampir 3 minggu terbaring dirumah dan dibawah ke rumah sakit tetapi mereka tidak terkena penyakit apa-apa. Dan akhirnya warga desaku sadar semua bahwa kesuksesanku adalah jerih payah dari keringatku , istri dan anak-anakku bukan dengan menyimpan makhluk ghaib. Lalu warga desa sekitar kecamatan Melati tersebut meminta maaf kepadaku dan akhirnya mereka sembuh semua dengan cara percaya bahwa aku sukses dengan cara yang baik dan tidak menyimpang. :)

UNSUR INTRINSIK
·        TEMA                           :   Ujian dalam sebuah kesuksesan
·        AlUR                             :  Alur Maju
·        Latar / Setting    
a.     Suasana                    : Menyenangkan, Menegangkan , Menakutkan ,
Mencekam , Bahagia.
b.     Tempat           :  Dirumah dan di rumah sanak saudara.
c.      Waktu             : Setiap hari selasa
·        Penokohan          :
a.     Aku ( Kepala Rumah Tangga ) : Sabar , tidak pernah menyerah , optimis dan tawakkal.
b.     Maria : Sholeh , patuh pada suami , sabar.
c.      Tina , Teguh dan Tasya : Patuh pada orangtua , selalu membantu orangtuannya.
·        Sudut Pandang   : Sudut pandang orang pertama menggunakan kata ganti aku dan tokoh utama.
·        Gaya Bahasa                : Majas pleonasme




UNSUR EKSTRINSIK
·        MORAL             :  kewajiban seorang anak yang selalu membantu orang tuannya.
·        BUDAYA            : Adanya sebuah kutukan yang ditujukan kepada orang yang memfitnah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar