KEHIDUPAN
Oleh : Eva Sahla R
Aku adalah seorang
kepala keluarga, aku bekerja sebagai kuli bangunan di suatu tempat , rumahku di
pelosok desa sedangkan tempat bekerjaku dikota dan aku harus menggayuh sepeda
ontel untuk sampai ke tempat kerjaku dan di kala hari selasa aku pergi ke pasar sapi untuk menjual 2 ekor
sapiku , aku membawa sapi tersebut dengan berjalan kaki dan menempuh waktu
kurang lebih 5 jam. Biasanya sapi yang aku jual tidak ada yang membeli dan
hampir setiap hari itu saya pulang dengan membawa sapi itu kembali kerumah karna tidak ada yang membeli, tetapi aku tidak
pernah berputus asa untuk bekerja. Aku bekerja seperti ini untuk menafkahi istri dan anak-anakku.
Aku menikah dengan Maria dan dikaruniai 3
orang anak yang kami beri nama Tina, Teguh dan Tasya. Aku sangat bersyukur
sekali karena telah diberi istri yang sholeha , hormat pada agama, suami, orang
tua , dsb. Aku sangat menyayangi
anak-anakku dan tidak pernah membedakan satu sama lain. Kehidupan keluarga kami
sangatlah harmonis.
Istriku membantu mencari nafkah
dengan membuka warung sembako kecil-kecilan , menjual gorengan dan menanam padi
disawah lalu kita panen lalu kita jual padi yang sudah menjadi beras. Aku dan
istriku tidak boleh mengeluh, aku yakin suatu saat nanti kita pasti sukses
kalau kita mau bekerja keras dan selalu berdoa. Tina dan Teguh selalu membantu ibunya
untuk menjaga warung kecil tersebut dan belanja ke pasar untuk membeli bahan2
membuat gorengan. Tina dan Teguh membantu ibunya dengan ikhlas karena mereka
tau bagaimana sulitnya mendapatkan uang untuk makan dan biaya sekolah mereka.
Tuhan
pasti mendengarkan dan mengabulkan doa
setiap makhluk yang mau bekerja keras, aku sangat bersyukur sekali kepada tuhan
karena aku diberi kesuksesan dan bisa membuka toko bangunan sendiri dari jerih
payah keringat selama bertahun – tahun ini.
Ketika aku sukses, tuhan memberikan karunia yang sangat besar, istriku
mengandung dan akhirnya lahirlah seorang bayi mungil dan manis yang diberi nama
Tasya . Tasya lahir berbeda 13 tahun dari kakak keduanya ( Teguh ). Aku sangat
bangga sekali dan aku sangat bersyukur sekali dengan nikmat yang tuhan berikan
kepadaku , istri dan anak-anakku .
Tetapi
tidak lama dari kesuksesan itu, keluargaku diributkan dengan masalah. Aku dan
istriku difitnah, kami difitnah kesuksesan kita tidak dengan cara yang benar
dan sehat, kita sukses karena kita menyimpan makhluk2 ghaib. Aku sangat sedih
dan kecewa sekali dengan fitnahan warga-warga desa tersebut. Mereka tidak punya
bukti kalau aku sukses dengan cara seperti itu dan akhirnya aku, istri, dan
anak-anakku di usir dari desa tersebut,
dan kami berencana untuk tinggal dirumah sanak saudaraku di daerah yang tidak
jauh dari desa tempat tinggalku. Tetapi warga desaku menelfon semua balai desa
di daerah kecamatan Melati agar tidak boleh memberikan izin tidur atau tinggal
sementara di sekitar daerah kecamatan Melati tersebut. Warga mendatangi rumah
saudaraku dan mereka membawa senjata-senjata tajam untuk membunuhku,istriku dan
anak-anakku. Semua menggolok-ngolokkan aku dan keluargaku , senjata mereka
sudah didepan kita. Sebelum terlambat aku langsung memotong pembicaraan mereka
dan mengatakan didepan mereka “kalau memang aku sukses dengan menyimpan makhluk
ghaib berikanlah aku sakit yang tidak ada obatnya dan jika aku sukses dengan
cara jerih payahku selama ini sendiri berikanlah orang yang telah memfitnahku
menjadi sakit”. Dan mereka pun sepakat.
Tiga
hari setelah kejadian itu, tuhan menunjjukkan kuasanya kepada kita , kurang
lebih 23 orang sakit dan mereka membawanya kerumah sakit tetapi dokter bilang
kalau mereka tidak sakit apapun dan tidak ada obatnya. Mereka masih tidak
percaya dengan perkataan yang sudah mereka dengar dari mulutku 3 hari yang lalu
, dan semua warga hampir kesakitan dan tidak ada obatnya. Dan ada 1 orang yang
memberanikan diri untuk meminta maaf kepadaku , dia bilang “ maafkan aku yang
sudah memfitnah keluargamu, aku percaya bahwa kamu sukses dengan keringatmu
sendiri” sambil memelukku. Masih saja ada warga yang masih tidak percaya,
mereka hampir 3 minggu terbaring dirumah dan dibawah ke rumah sakit tetapi
mereka tidak terkena penyakit apa-apa. Dan akhirnya warga desaku sadar semua
bahwa kesuksesanku adalah jerih payah dari keringatku , istri dan anak-anakku
bukan dengan menyimpan makhluk ghaib. Lalu warga desa sekitar kecamatan Melati
tersebut meminta maaf kepadaku dan akhirnya mereka sembuh semua dengan cara
percaya bahwa aku sukses dengan cara yang baik dan tidak menyimpang. :)
UNSUR INTRINSIK
·
TEMA : Ujian dalam sebuah kesuksesan
·
AlUR
: Alur Maju
·
Latar
/ Setting
a.
Suasana :
Menyenangkan, Menegangkan , Menakutkan ,
Mencekam ,
Bahagia.
b.
Tempat : Dirumah dan di rumah sanak saudara.
c.
Waktu :
Setiap hari selasa
·
Penokohan :
a.
Aku
( Kepala Rumah Tangga ) : Sabar , tidak pernah menyerah , optimis dan
tawakkal.
b. Maria :
Sholeh , patuh pada suami , sabar.
c. Tina
, Teguh dan Tasya : Patuh pada orangtua , selalu membantu orangtuannya.
·
Sudut
Pandang : Sudut pandang orang pertama menggunakan
kata ganti aku dan tokoh utama.
·
Gaya
Bahasa : Majas pleonasme
UNSUR EKSTRINSIK
·
MORAL :
kewajiban seorang anak yang selalu membantu orang tuannya.
·
BUDAYA : Adanya sebuah kutukan yang
ditujukan kepada orang yang memfitnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar