SISTEM KEPARTAIAN
kepartaian di Indonesia. Giovani Sartori
mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi 4 macam, yaitu Sistem 2 Partai,
Pluralisme Moderal, Pluralisme Terpolarisasi dan Sistem Partai Berkuasa.
Sartori membagi keempat sistem kepartaian tersebut berdasarkan ideologi yang
dianut masing-masing partai serta banyaknya partai yang diakui dan ikut dalam
setiap pemilihan umum.
Sistem 2 partai ditandai oleh
adanya 2 partai yang terus bersaing di dalam setiap pemilu serta paling
memiliki pendukung luas. Kedua partai tersebut dapat saja memiliki ideologi
yang berbeda ataupun isu-isu politik yang kontras. Contohnya di Amerika Serikat di mana Partai Republik dan Partai Demokrat
yang bersaing. Partai Republik membawakan kepentingan pengusaha, kalangan
militer, dan golongan konservatif. Partai Demokrat, kerap dicitrakan sebagai
lebih dekat ke kalangan pekerja, gerakan sosial bernuansa hak asasi manusia,
dan kesejahteraan sosial.


Pluralisme Moderat adalah sistem kepartaian suatu negara di mana partai-partai politik yang ada di dalamnya memiliki ideologi yang berbeda-beda. Namun, perbedaan ideologi tersebut tidak begitu tajam sehingga dapat saja para pemilih suatu partai dapat “berpindah” dari partai yang satu ke partai lainnya. Demikian pula, di tingkatan parlemen, partai-partai yang memiliki perbedaan ideologi tetap dapat menjalin koalisi jika memang diperlukan guna ”menggolkan” suatu kebijakan.
Pluralisme Terpolarisasi adalah sistem kepartaian suatu negara di mana partai-partai politik yang ada di dalamnya memiliki ideologi yang berbeda-beda. Perbedaan ideologi tersebut terkadang cukup fundamental sehingga sulit bagi pemilih partai yang satu untuk berpindah ke partai lainnya. Demikian pula, di tingkatan parlemen, perbedaan ideologi tersebut membuat sulitnya tercipta koalisi akibat perbedaan ideologi yang cukup tajam tersebut.
Sistem Partai Berkuasa adalah sistem kepartaian di mana di suatu negara terdapat sejumlah partai, tetapi ada sebuah partai yang selalu memenangkan pemilihan umum dari satu periode ke periode lain. Partai yang selalu menang tersebut menjadi dominan di antara partai-partai lainnya, dilihat dari sisi basis massa, dukungan pemerintah, maupun kemenangkan kursi mereka di setiap pemilihan umum. Contoh dari satu Sistem Partai Berkuasa ini adalah Malaysia, Indonesia di era Orde Baru, ataupun India. Di Malaysia, UMNO merupakan partai yang kerap memenangkan pemilu dari periode ke periode. Di Indonesia era Orde Baru, Golkar selalu memimpin suara di tiap pemilu 1971, 1982, 1987, 1992 dan 1997. Di India, Partai Kongres adalah partai berkuasa yang di setiap pemilu mereka seringkali memenagkan kursi terbanyak untuk parlemen.
Sistem Kepartaian di Indonesia
Di Indonesia, sistem kepartaian mengalami sejumlah perbedaan jika dilihat secara kesejarahan. Perbedaan ini di antaranya diakibatkan oleh perbedaan tipikal sistem politik yang berlaku. Di Indonesia, secara bergantian, sistem politik mengalami sejumlah perubahan dari Demokrasi Liberal tahun 1950 awal hingga 1955, Rezim Politik Otoritarian dari 1959 hingga 1965, Rezim Kediktatoran Militer dari 1966 hingga 1971, Rezim Otoritarian Kontempore dari 1971 hingga 1998 dan kembali menjadi Demokrasi Liberal dari 1998 hingga sekarang.
Sistem kepartaian di Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan pergantian tipe sistem politik. Tipikal sistem kepartaian apa yang berlaku di suatu negara, secara sederhana dapat diukur melalui fenomena pemilihan umum. Dari sisi jumlah misalnya, suatu negara dapat disebut sebagai bersistem satu partai, dua partai, atau multipartai, dilihat saja dari berapa banyak partai yang ikut serta dalam pemilu berikut peroleh suara mereka.
Casinos Near Casinos and Resorts in San Diego | Mapyro
BalasHapusCasinos Near Casinos and Resorts · 속초 출장마사지 Casino Resort · Grand 광양 출장샵 Lisboa Casino & Spa · Nobu Resort & Casino · Caesars Resort & 하남 출장마사지 Casino · Harrah's Casino & Resort · 보령 출장마사지 The 통영 출장안마