Kuliah Umum Dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar
Prof.
Rachmah Ida, Dra., M. Comms., PhD.
“
Media Today”
MEDIA
SEBAGAI REFLEKSI MASYARAKAT

Oleh :
EVA
SAHLA RIZQIYAH
071311533017
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Berangan Menjadi Pekerja Kantoran
Bernasib Profesor
Sebagian
besar masyarakat di Indonesia gelar Profesor merupakan idaman setiap orang.
Banyak yang bermimpi dan mencita –
citakan hal itu, tetapi berbeda dengan wanita yang satu ini. Bertepatan dengan
hari kartini, menjadikan gelar profesor merupakan kado terindah sekaligus
kebanggan bagi orang – orang terdekat Rachmah Ida. Rachma Ida adalah salah satu
guru besar pertama media di Indonesia, banyak orang kagum dengan sosok wanita
yang satu ini. Rachmah Ida bukan terlahir dari orang yang biasa – biasa saja
teapi beliau terlahir dari kalangan tentara. Orang tuanya yang menjabat sebagai
tentara menjadikan Yayan Sakti Suryandaru selaku moderator sekaligus dosen ilmu
komunikasi ini mengatakan lelucon bahwa “seorang Rachmah Ida kuliah lewat
belakang kampus karena beliau adalah anak prajurit, yaitu lewat Jl. Srikana
menuju Jl. Kertajaya”, Ujar Yayan, Kemarin (23/4).
Rachmah
Ida pernah menempuh studi di SMP Negeri 16 Surabaya dan SMA Negeri 5 Surabaya.
Beliau adalah lulusan S1 pertama di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Airlangga. Setelah beliau menempuh studi di FISIP Universitas
Airlangga, Rachmah Ida harus mengabdi menjadi dosen karena beliau menda[atkan
beasiswa. Setelah itu seorang Rachmah Ida tidak berhenti sampai disitu saja, Ia
melanjutkan S2 dan lagi – lagi mendapatkan beasiswa master dari ASTAS AusAID,
Australia. Rachmah Ida memutuskan melanjutkan pendidikan di bidang media studies di Edith Cowan University,
Perth.
Rachmah Ida sebagai pembicara kuliah
umum dalam rangka pengukuhan Guru Besar “ Media Sebagai Refleksi Masyarakat” dalam
kuliah umum tersebut menghadirkan dosen – dosen Departemen Ilmu Komunikasi
sekaligus mengundang para dosen yang sudah pensiun atau dosen purna bakti ikut
serta dalam acara tersebut, bisa dikatakan juga reuni para dosen, bukan hanya
para dosen saja yang menghadiri acara tersebut tetapi juga menghadirkan
beberapa anak didik dari Prof. Rachmah
Ida, Dra., M. Comms., PhD. yang berhasil dalam dunia pekerjaan yang ditekuni
berkat beliau. Kuliah umum yang bertempat di Aula Soetandyo Wignyosubroto FISIP
Universitas Airlangga juga mengundang cukup banyak Mahasiswa. Adanya kegiatan
tersebut menjadikan Mahasiswa dari Ilmu Komunikasi dan Jurusan – jurusan lain
antusias dalam mengikuti kuliah umum yang dibawakan oleh Rachmah Ida. Banyak
mahasiswa yang terkagum – kagum dengan beliau. Mulai dari yang diuji langsung
oleh Alm. Prof. Soetandya dalam melaksanakan kuliahnya dan tidak pernah pantang
menyerah dalam hal apapun, ketika beliau mendapatkan segala kesulitan Rachma
Ida tidak pernah menyerah dan tidak pernah menyesalinya.
Beliau juga sosok yang sangat
terbuka akan informasi atau hal apapun, Rachmah Ida selalu membantu siapapun
yang membutuhkan bantuannya. Beliau juga mengatakan bahwa sebagai seorang
Mahasiswa harus saling tolong menolong ketika ada yang membutuhkan bantuan. Rachmah
Ida mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapainya bukan dari dirinya sendiri
tetapi juga dari keluarga, orang – orang
terdekat dan juga para dosen serta guru – guru yang sudah mengajarkan banyak
ilmu sehingga seorang Rachmah Ida dapat mencapai keberhasilannya tersebut.
Wanita dengan skripsi nilai B ini sama sekali tidak memiliki karakter yang
sombong. Beliau justru membagi segala pengalamannya dalam kuliah umum tersebut
sehingga para Mahasiswa dapat mendapatkan banyak informasi sekaligus
mendapatkan banyak pengetahuan dari seorang Rachmah Ida.
Dalam memberikan materi yang
tentunya tidak lepas dari kata Media, karena media adalah bidang ahlinya dalam
hal ini. Beliau mengatakan bahwa kita tidak akan bisa hidup tanpa media karena
kita di jaman yang seperti sekarang ini sudah tentu membutuhkan banyak media.
Karena mau tidak mau masyarakat akan hidup di kehiduan yang dimana kita nakan
dikendalikan oleh media. Sebegitu besarnya peran media di kehidupan manusia
hingga bisa menjadi seperti itu. Komunikasi memang dikatakan sebagai Ilmu yang
bersifat multidisipliner tetapi media tidak bisa dikatakan sebagai Ilmu yang
bersifat multidisipliner karena jelas berbeda. Karena media memiliki teori –
teori sendiri yang dapat digunakan.
Mengapa Media Studies yang
dibicarakan karena Rachmah Ida mengatakan
bahwa kita dapat membicarakan tentang kajian teri dan dalam media studies sudah
pasti lebih pada human communication. Media bisa dicontohkan seperti bak
sampah, kita dapat memilih apa saja didalamnya begitulah Media Studies. Culture
global adalah dimana kita memiliki kesaman di seluruh dunia, Rachmah Ida
mengatakan “Coca Cola” dimana pun kita berada kata tersebut akan dimengerti
oleh banyak orang di seluruh dunia ini. Karena kata tersebut sudah termasuk
dalam culture global. Hal seperti ini tidak akan dapat terjadi tanpa media.
Lagi lagi media lah yang menjadikan seperti ini tanpa media kita tidak bisa apa
– apa. Media Studies juga merupakan kajian yang terbuka.
Rachmah Ida juga mengatakan bahwa
beliau merupakan orang yang tidak setuju dalam pengambil alih media atau
diserang oleh kapitalism karena menurutnya orde baru sudah selesai. Jika media
disetir oleh negara maka kita bisa melihat bahwa orientasi media dipakai
sebagai alat negara. Setelah beliau memberikan beberapa penjelasan dalam kuliah
umum, Rachmah Ida juga mengatakan bahwa dirinya dulu menginginkan dapat bekerja
di gedung – gedung tinggi dan menggunakan blazer berwarna hitam dan rapi serta
duduk di meja di lantai dan gedung – gedung yang tinggi. Namu hal itu tidak
terjadi pada Rachmah Ida. Beliau ditakdirkan untuk mengabdi menjadi dosen
sekaligus kegigihan dan keinginan yang ia ikuti seperti air ini membuahkan
hasil yang sangat tidak terduga. Rachmah Ida mampu menjadi Profesor media
pertama di Indonesia yang awalnya tidak terduga akan menjadi sosok yang seperti
ini. Beliau mengatakan bahwa ia tidak memiliki cita – cita apapun, beliau
selalu mengikuti alur yang sudah ditentukan “ Saya hanya bisa mengikuti alur
itu” ujar Rachma Ida, Kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar