Rabu, 23 Maret 2016

Media SebagaiI Refleksi Masyarakat

Kuliah Umum Dalam Rangka Pengukuhan Guru Besar
Prof. Rachmah Ida, Dra., M. Comms., PhD.
“ Media Today”
MEDIA SEBAGAI REFLEKSI MASYARAKATDescription: Description: logo_unair3







Oleh :
EVA SAHLA RIZQIYAH
071311533017

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

Berangan Menjadi Pekerja Kantoran Bernasib Profesor
Sebagian besar masyarakat di Indonesia gelar Profesor merupakan idaman setiap orang. Banyak   yang bermimpi dan mencita – citakan hal itu, tetapi berbeda dengan wanita yang satu ini. Bertepatan dengan hari kartini, menjadikan gelar profesor merupakan kado terindah sekaligus kebanggan bagi orang – orang terdekat Rachmah Ida. Rachma Ida adalah salah satu guru besar pertama media di Indonesia, banyak orang kagum dengan sosok wanita yang satu ini. Rachmah Ida bukan terlahir dari orang yang biasa – biasa saja teapi beliau terlahir dari kalangan tentara. Orang tuanya yang menjabat sebagai tentara menjadikan Yayan Sakti Suryandaru selaku moderator sekaligus dosen ilmu komunikasi ini mengatakan lelucon bahwa “seorang Rachmah Ida kuliah lewat belakang kampus karena beliau adalah anak prajurit, yaitu lewat Jl. Srikana menuju Jl. Kertajaya”, Ujar Yayan, Kemarin (23/4).
Rachmah Ida pernah menempuh studi di SMP Negeri 16 Surabaya dan SMA Negeri 5 Surabaya. Beliau adalah lulusan S1 pertama di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Airlangga. Setelah beliau menempuh studi di FISIP Universitas Airlangga, Rachmah Ida harus mengabdi menjadi dosen karena beliau menda[atkan beasiswa. Setelah itu seorang Rachmah Ida tidak berhenti sampai disitu saja, Ia melanjutkan S2 dan lagi – lagi mendapatkan beasiswa master dari ASTAS AusAID, Australia. Rachmah Ida memutuskan melanjutkan pendidikan di bidang media studies di Edith Cowan University, Perth.
            Rachmah Ida sebagai pembicara kuliah umum dalam rangka pengukuhan Guru Besar  “ Media Sebagai Refleksi Masyarakat” dalam kuliah umum tersebut menghadirkan dosen – dosen Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus mengundang para dosen yang sudah pensiun atau dosen purna bakti ikut serta dalam acara tersebut, bisa dikatakan juga reuni para dosen, bukan hanya para dosen saja yang menghadiri acara tersebut tetapi juga menghadirkan beberapa anak didik dari  Prof. Rachmah Ida, Dra., M. Comms., PhD. yang berhasil dalam dunia pekerjaan yang ditekuni berkat beliau. Kuliah umum yang bertempat di Aula Soetandyo Wignyosubroto FISIP Universitas Airlangga juga mengundang cukup banyak Mahasiswa. Adanya kegiatan tersebut menjadikan Mahasiswa dari Ilmu Komunikasi dan Jurusan – jurusan lain antusias dalam mengikuti kuliah umum yang dibawakan oleh Rachmah Ida. Banyak mahasiswa yang terkagum – kagum dengan beliau. Mulai dari yang diuji langsung oleh Alm. Prof. Soetandya dalam melaksanakan kuliahnya dan tidak pernah pantang menyerah dalam hal apapun, ketika beliau mendapatkan segala kesulitan Rachma Ida tidak pernah menyerah dan tidak pernah menyesalinya.
            Beliau juga sosok yang sangat terbuka akan informasi atau hal apapun, Rachmah Ida selalu membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya. Beliau juga mengatakan bahwa sebagai seorang Mahasiswa harus saling tolong menolong ketika ada yang membutuhkan bantuan. Rachmah Ida mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapainya bukan dari dirinya sendiri tetapi juga dari keluarga,  orang – orang terdekat dan juga para dosen serta guru – guru yang sudah mengajarkan banyak ilmu sehingga seorang Rachmah Ida dapat mencapai keberhasilannya tersebut. Wanita dengan skripsi nilai B ini sama sekali tidak memiliki karakter yang sombong. Beliau justru membagi segala pengalamannya dalam kuliah umum tersebut sehingga para Mahasiswa dapat mendapatkan banyak informasi sekaligus mendapatkan banyak pengetahuan dari seorang Rachmah Ida.
            Dalam memberikan materi yang tentunya tidak lepas dari kata Media, karena media adalah bidang ahlinya dalam hal ini. Beliau mengatakan bahwa kita tidak akan bisa hidup tanpa media karena kita di jaman yang seperti sekarang ini sudah tentu membutuhkan banyak media. Karena mau tidak mau masyarakat akan hidup di kehiduan yang dimana kita nakan dikendalikan oleh media. Sebegitu besarnya peran media di kehidupan manusia hingga bisa menjadi seperti itu. Komunikasi memang dikatakan sebagai Ilmu yang bersifat multidisipliner tetapi media tidak bisa dikatakan sebagai Ilmu yang bersifat multidisipliner karena jelas berbeda. Karena media memiliki teori – teori sendiri yang dapat digunakan.
            Mengapa Media Studies yang dibicarakan karena  Rachmah Ida mengatakan bahwa kita dapat membicarakan tentang kajian teri dan dalam media studies sudah pasti lebih pada human communication. Media bisa dicontohkan seperti bak sampah, kita dapat memilih apa saja didalamnya begitulah Media Studies. Culture global adalah dimana kita memiliki kesaman di seluruh dunia, Rachmah Ida mengatakan “Coca Cola” dimana pun kita berada kata tersebut akan dimengerti oleh banyak orang di seluruh dunia ini. Karena kata tersebut sudah termasuk dalam culture global. Hal seperti ini tidak akan dapat terjadi tanpa media. Lagi lagi media lah yang menjadikan seperti ini tanpa media kita tidak bisa apa – apa. Media Studies juga merupakan kajian yang terbuka.

            Rachmah Ida juga mengatakan bahwa beliau merupakan orang yang tidak setuju dalam pengambil alih media atau diserang oleh kapitalism karena menurutnya orde baru sudah selesai. Jika media disetir oleh negara maka kita bisa melihat bahwa orientasi media dipakai sebagai alat negara. Setelah beliau memberikan beberapa penjelasan dalam kuliah umum, Rachmah Ida juga mengatakan bahwa dirinya dulu menginginkan dapat bekerja di gedung – gedung tinggi dan menggunakan blazer berwarna hitam dan rapi serta duduk di meja di lantai dan gedung – gedung yang tinggi. Namu hal itu tidak terjadi pada Rachmah Ida. Beliau ditakdirkan untuk mengabdi menjadi dosen sekaligus kegigihan dan keinginan yang ia ikuti seperti air ini membuahkan hasil yang sangat tidak terduga. Rachmah Ida mampu menjadi Profesor media pertama di Indonesia yang awalnya tidak terduga akan menjadi sosok yang seperti ini. Beliau mengatakan bahwa ia tidak memiliki cita – cita apapun, beliau selalu mengikuti alur yang sudah ditentukan “ Saya hanya bisa mengikuti alur itu” ujar Rachma Ida, Kemarin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar