Rabu, 23 Maret 2016

Features

DASAR – DASAR JURNALISTIK
Ujian Tengah Semester
KELOMPOK MARGINAL
Description: Description: logo_unair3Berawal Dari Kebiasaan Menggunakan Rok Yang Sering Dipakai Oleh Kamsi





Oleh :
EVA SAHLA RIZQIYAH
071311533017

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

Berawal Dari Kebiasaan Menggunakan Rok Yang Sering Dipakai Oleh Kamsi
Berdiri tegak dan kepalanya yang sedikit tertunduk dibawah sinar lampu berwarna putih kecil sambil menghisap sebatang rokok di bibir merahnya yang seakan ia  menunggu seseorang. Dengan make -up seperti wanita pada umumnya yaitu menggunakan pensil alis, bedak, eyeliner, softlens dan eyeshadow berwarna pink di pipinya ini menarik perhatian bagi orang - orang yang melihatnya. Didepan penjual bunga dimana ia  itu berdiri sendiri yang hanya disinari oleh setitik  lampu kecil dan sangat gelap ini adalah seorang waria. Dengan berpakaian seksi dan mini yang mengenakan baju bermotif macan tutul dan kombinasi warna antara pink dengan ungu. Dengan menggunakan tas di tangan kirinya berwarna kuning dan biru muda ini dengan anggun.
Waria yang mengaku dirinya berumur 42 tahun ini memiliki nama Messin dan nama aslinya adalah Kamsi. Saat waria menyebutkan nama aslinya adalah Kamsi, ia tertawa terbahak –bahak sambil mencolek kaki seorang laki – laki  yang berada disamping saya dengan nada suara lakinya yang dimiliki oleh waria tersebut. Waria yang berasal dari salah satu desa yang berada di Lamongan tersebut merantau ke kota Surabaya memiliki banyak kisah dan cerita bagaimana Messin bisa menjadi seorang waria. Dengan satu kata yang selalu terucap di bibir merahnya “nasib nasib dan nasib” itulah yang menjadi alasan mengapa Messin bisa menjadi seorang waria. “jadi sebenarnya nasib ya bukan pilihan hidup jadi saya nyesel”, ujar Messin yang mengatakan bahwa dia sebenarnya tidak suka dengan keadaan seperti itu. Berawal dari masa kecilnya yang suka menggunakan rok hingga masa dimana ia harus sekolah, bermain dan berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan teman sebayanya Messin masih saja menggunakan rok kemana – mana. Adanya kebiasaan hal seperti itu menjadikan Messin berpenampilan layaknya wanita. Nasiblah yang menjadikan ia menjadi seorang waria dan Messin sendiri mengaku bahwa dirinya menyesal dengan keadaannya yang seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi ia harus menerima segala kekurangan dan keadaannya menjadi seorang waria. Messin tidak bisa menghindari  karena nasibnya yang seperti itu. Selama ia menjadi seorang waria berbagai cara dan usaha Messin melakukannya mulai dari jualan di warung, buka toko hingga membuka jasa cicilan barang – barang elektronik ini selalu mengalami permasalahan yaitu bangkrut. Jadi mau tidak mau ia masih saja menggeluti kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja di kehidupan malam.
Berbagai pendapat dari masyarakat awam diterima oleh Messi, mulai dari hal yang positif hingga negatif. Pandangan masyarakat terhadap mesi berbagai macam, ada yang menghargai keadaannya sebagai seorang waria dan ada pula yang mencemooh keadaannya. Tetapi hati Messin tidaklah dendam pada siapapun karena ia menyadari bahwa memang salahnya sendiri dan tidak bisa menyalakan orang lain. “ tapi kita sadari juga, emang salah kita begini mau diapain ya”, kata yang diucapkan Messin bisa menjelaskan bahwa ia tidaklah memiliki dendam pada siapapun karena masyarakat awam sendiri memiliki bebagai macam pendapat mengenai keadaannya. Dan pendapat yang diberikan oleh masyarakat awam dalam hal negatif Messin berusaha untuk menerima dan selalu sabar.
Messin memberikan sedikit cerita mengenai kehidupannya dengan keluarganya yang pada suatu hari dimana ia mengirimkan sebuah foto ke keluarganya yang ada di desa dan saat  itu pula keluarganya kaget dengan kondisi yang tidak sewajarnya sebagai orang laki – laki. Memang keluarganya mengetahui hal tersebut dari kecil karena faktor nasib yang memang  dari kecil sudah seperti itu. Tetapi sebagai keluarga  bagaimanapun menginginkan Messin agar kembali dan bisa seperti laki – laki yang sewajarnya. Kemudian pada suatu hari  seorang waria itu pulang ke kampung halamannya dengan mengajak salah satu temannya yang berprofesi juga sebagai waria, keluarganya seketika itu juga kaget dengan kedatangannya bersama temannya tetapi keluarga Messin menutupi hal itu, dan lebih memilih menghargai teman yang diajak kerumahnya tersebut dengan sambutan yang hangat. Tapi setelah teman Messin berpamitan pulang, ia di marahin habis – habisan oleh keluarganya dengan kondisi dan pekerjaan yang dilakukan oleh Messin. Keluarganya mengatakan bahwa “ kamu jangan seperti itu, itu nggak boleh kamu juga nggak boleh pakai rok” tetapi Messin tidak bisa merubahnya karena faktor nasib dan memang dari kecil ia berpenampilan dan berperilaku seperti wanita ini tidak bisa dihindari.
Menurut Messin dalam menjadi waria ia tidak memiliki keistimewaan apapun didalam dirinya karena nasib yang seperti itu sehingga mesin harus dapat menjalani hidupnya dengan sabar dan ikhlas. Messin  selalu menginginkan agar ia bisa hidup dan tidak melakukan dan bekerja di kehidupan malam. Berbagai usaha dilakukan oleh Messin yang selalu mengalami kebangkrutan ini menjadikan ia bekerja sebagai seorang waria dalam konteks seks, Messin berulangkali mengatakan “ pekerja seks, ya pekerja seks” klimat yang muncul dibibir waria ini dengan nada sedih dan penuh dengan penyesalan menjadikan bahwa sebenarnya dari dulu ia tidak menginginkan hal tersebut tetapi mau bagaimana lagi karena nasib, nasib dan nasib yang didapatkan. Messin menjadi seorang pekerja seks untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, penghasilan yang ia dapatkan dalam sehari cukup untuk memenuhi segala kebutuhannya mulai dari untuk bayar kos, makan dan keperluan lainnya. Ia menjadi seorang pekerja seks hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bukan untuk alasan lain.
Penghasilan yang diperoleh Messin berbeda – beda tergantung situasi dan  kondisinya. Ia mengaku jika ada musim – musim  tertentu yang bisa mendapatkan pendapatan yang pas – pasan dan hanya cukup untuk makan saja. “ kalau musim cakupan begini ya dapet pas –pasan , buat makan aja. Dapet tamu 2 – 3 orang udah, kan takut cari tamunya juga” ujar Messi. Ia  hanya seorang diri di tempat pemangkalan karena teman – teman waria yang lainnya bisa dikatakan takut karena adanya cakupan pada malam itu. Para waria jika musim seperti ini sangat susah sekali untuk ditemui karena para pelanggan atau tamunya itu sendiri takut. Bila pada musim rame Messin  bisa mendapatkan penghasilan Rp. 200.000,- sampai Rp. 300.000,- setiap harinya. Untuk mendapatkan pelanggan Messi mengatakan “ kita nerima tamu harus sabar ya, sabar ngelayanin begitu terus harus terima  dikasih berapapun nggak usah minta tambah gitu, jadi pelanggan itu mau dateng lagi”, ujar Messin dalam memberikan informasi agar ia mendapatkan pelanggan. Ia juga mengatakan bahwa jika kita nerima berapapun yang diberikan oleh pelangan dan tidak meminta yang muluk – muluk, secara tidak langsung pelanggan akan senang dan mau kembali lagi ke Messi.
Para waria biasanya berkumpul di rumah atau dikos karena para waria disitu berkumpul jadi satu dan juga di tempat – tempat pemangkalan. Messi juga memiliki beberapa perkumpulan diantaranya ada perkumpulan pengobatan, ada juga kumpulan tabungan. Selama menjadi waria sudah tentu memiliki banyak resiko dan Messi juga harus bisa  menerima resiko apa saja yang didapatkan karena memang ini pekerjaannya mau tidak mau dia harus menerima. Apalagi ia bekerja sebagai pekerja seks dan kondisinya dalam kehidupan malam, misalnya ketika ada cakupan Messi akan sulit untuk mendapatkan pelanggan dan sepi lalu resiko lainnya jika Messi mendapatkan tamu - tamu preman. “ kayak cakupan terus preman – preman kita dapet tamu preman yang emosional, suka berantem juga sama tamu kasar” Messi mengaku bahwa ia tidak hanya menerima tamu yang baik –baik saja, ia seringkali menemukan tamu – tamu preman yang kasar dalam memperlakukannya, preman – preman yang dalam kondisi mabuk juga mengakibatkan resiko untuk Messin. Dan sebagai pekerja dia harus bisa menangani kondisi seperti apa saja yang dihadapinya.
Orientasi seks waria hanya pada laki – laki, ia mengaku bahwa memang seperti itu  tetapi Messin memberikan sedikit informasi bahwa Ia juga memiliki pelanggan wanita. Ia  mengatakan bahwa yang datang kepada Messin tersebut bukan seorang diri tetapi dengan laki - laki. Pelanggan tersebut mengaku bahwa mereka adalah sepasang  suami istri. Suaminya tersebut mengaku bahwa Istrinya tidak pernah puas dengannya kemudian suaminya berusaha untuk bagaimana agar istrinya dapat menyenangkan istrinya , kemudian datang ketempat para waria dan menginginkan agar Messin dapat memuaskan istrinya. Messin mengatakan bahwa mungkin memiliki kelainan, sepasang suami istri tersebut juga sudah memiliki 2 orang anak. Messin seringkali mengatakan pada suami dari pelanggan wanitanya bahwa “ tak kasih kamu lelaki pasti banyak yang mau tetapi suaminya tidak mau karena cemburu” Messin mengatakan bahwa pelanggan yang satu ini  bila istrinya bersama dengan waria dia tidak akan cemburu karena menurut pandangan dari laki – laki tersebut bahwa waria itu bersih dan  tidak pernah melakukan hal apapun dengan wanita. Selain Messin mendapatkan pelanggan laki – laki Messin juga menjumpai pelangga wanita tetapi masih saja bahwa orientasi seks waria adalah laki – laki bukan wanita.
Setelah Messin memberikan cerita dan beberapa informasi, Ia  juga memberikan pesan kepada generasi muda jaman sekarang yang melakukan kenakalan. Messin cenderung akan memberikan nasehat kepada mereka agar tidak menuruti dan terjun kedalam dunia malam, umurnya yang masih muda dan tergolong masih anak – anak  banyak hal yang lebih bermanfaat dari ini yang bisa mereka lakukan. Masa depan mereka masih panjang dan jangan pernah menuruti hal – hal yang dapat merusak masa depan kalian ini para generasi muda.


  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar