DASAR – DASAR JURNALISTIK
Ujian Tengah Semester
KELOMPOK MARGINAL

Oleh :
EVA
SAHLA RIZQIYAH
071311533017
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Berawal
Dari Kebiasaan Menggunakan Rok Yang Sering Dipakai Oleh Kamsi
Berdiri
tegak dan kepalanya yang sedikit tertunduk dibawah sinar lampu berwarna putih
kecil sambil menghisap sebatang rokok di bibir merahnya yang seakan ia menunggu seseorang. Dengan make -up seperti
wanita pada umumnya yaitu menggunakan pensil alis, bedak, eyeliner, softlens
dan eyeshadow berwarna pink di pipinya ini menarik perhatian bagi orang - orang
yang melihatnya. Didepan penjual bunga dimana ia itu berdiri sendiri yang hanya disinari oleh
setitik lampu kecil dan sangat gelap ini
adalah seorang waria. Dengan berpakaian seksi dan mini yang mengenakan baju bermotif
macan tutul dan kombinasi warna antara pink dengan ungu. Dengan menggunakan tas
di tangan kirinya berwarna kuning dan biru muda ini dengan anggun.
Waria
yang mengaku dirinya berumur 42 tahun ini memiliki nama Messin dan nama aslinya
adalah Kamsi. Saat waria menyebutkan nama aslinya adalah Kamsi, ia tertawa
terbahak –bahak sambil mencolek kaki seorang laki – laki yang berada disamping saya dengan nada suara
lakinya yang dimiliki oleh waria tersebut. Waria yang berasal dari salah satu
desa yang berada di Lamongan tersebut merantau ke kota Surabaya memiliki banyak
kisah dan cerita bagaimana Messin bisa menjadi seorang waria. Dengan satu kata
yang selalu terucap di bibir merahnya “nasib nasib dan nasib” itulah yang
menjadi alasan mengapa Messin bisa menjadi seorang waria. “jadi sebenarnya
nasib ya bukan pilihan hidup jadi saya nyesel”, ujar Messin yang mengatakan
bahwa dia sebenarnya tidak suka dengan keadaan seperti itu. Berawal dari masa
kecilnya yang suka menggunakan rok hingga masa dimana ia harus sekolah, bermain
dan berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan teman sebayanya Messin masih
saja menggunakan rok kemana – mana. Adanya kebiasaan hal seperti itu menjadikan
Messin berpenampilan layaknya wanita. Nasiblah yang menjadikan ia menjadi
seorang waria dan Messin sendiri mengaku bahwa dirinya menyesal dengan
keadaannya yang seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi ia harus menerima segala
kekurangan dan keadaannya menjadi seorang waria. Messin tidak bisa
menghindari karena nasibnya yang seperti
itu. Selama ia menjadi seorang waria berbagai cara dan usaha Messin
melakukannya mulai dari jualan di warung, buka toko hingga membuka jasa cicilan
barang – barang elektronik ini selalu mengalami permasalahan yaitu bangkrut. Jadi
mau tidak mau ia masih saja menggeluti kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja di
kehidupan malam.
Berbagai
pendapat dari masyarakat awam diterima oleh Messi, mulai dari hal yang positif
hingga negatif. Pandangan masyarakat terhadap mesi berbagai macam, ada yang
menghargai keadaannya sebagai seorang waria dan ada pula yang mencemooh keadaannya.
Tetapi hati Messin tidaklah dendam pada siapapun karena ia menyadari bahwa memang
salahnya sendiri dan tidak bisa menyalakan orang lain. “ tapi kita sadari juga,
emang salah kita begini mau diapain ya”, kata yang diucapkan Messin bisa
menjelaskan bahwa ia tidaklah memiliki dendam pada siapapun karena masyarakat
awam sendiri memiliki bebagai macam pendapat mengenai keadaannya. Dan pendapat
yang diberikan oleh masyarakat awam dalam hal negatif Messin berusaha untuk
menerima dan selalu sabar.
Messin
memberikan sedikit cerita mengenai kehidupannya dengan keluarganya yang pada
suatu hari dimana ia mengirimkan sebuah foto ke keluarganya yang ada di desa
dan saat itu pula keluarganya kaget
dengan kondisi yang tidak sewajarnya sebagai orang laki – laki. Memang
keluarganya mengetahui hal tersebut dari kecil karena faktor nasib yang
memang dari kecil sudah seperti itu.
Tetapi sebagai keluarga bagaimanapun
menginginkan Messin agar kembali dan bisa seperti laki – laki yang sewajarnya.
Kemudian pada suatu hari seorang waria
itu pulang ke kampung halamannya dengan mengajak salah satu temannya yang
berprofesi juga sebagai waria, keluarganya seketika itu juga kaget dengan
kedatangannya bersama temannya tetapi keluarga Messin menutupi hal itu, dan
lebih memilih menghargai teman yang diajak kerumahnya tersebut dengan sambutan
yang hangat. Tapi setelah teman Messin berpamitan pulang, ia di marahin habis –
habisan oleh keluarganya dengan kondisi dan pekerjaan yang dilakukan oleh
Messin. Keluarganya mengatakan bahwa “ kamu jangan seperti itu, itu nggak boleh
kamu juga nggak boleh pakai rok” tetapi Messin tidak bisa merubahnya karena
faktor nasib dan memang dari kecil ia berpenampilan dan berperilaku seperti
wanita ini tidak bisa dihindari.
Menurut
Messin dalam menjadi waria ia tidak memiliki keistimewaan apapun didalam
dirinya karena nasib yang seperti itu sehingga mesin harus dapat menjalani
hidupnya dengan sabar dan ikhlas. Messin
selalu menginginkan agar ia bisa hidup dan tidak melakukan dan bekerja
di kehidupan malam. Berbagai usaha dilakukan oleh Messin yang selalu mengalami
kebangkrutan ini menjadikan ia bekerja sebagai seorang waria dalam konteks
seks, Messin berulangkali mengatakan “ pekerja seks, ya pekerja seks” klimat
yang muncul dibibir waria ini dengan nada sedih dan penuh dengan penyesalan
menjadikan bahwa sebenarnya dari dulu ia tidak menginginkan hal tersebut tetapi
mau bagaimana lagi karena nasib, nasib dan nasib yang didapatkan. Messin
menjadi seorang pekerja seks untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya,
penghasilan yang ia dapatkan dalam sehari cukup untuk memenuhi segala
kebutuhannya mulai dari untuk bayar kos, makan dan keperluan lainnya. Ia
menjadi seorang pekerja seks hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bukan
untuk alasan lain.
Penghasilan
yang diperoleh Messin berbeda – beda tergantung situasi dan kondisinya. Ia mengaku jika ada musim –
musim tertentu yang bisa mendapatkan
pendapatan yang pas – pasan dan hanya cukup untuk makan saja. “ kalau musim
cakupan begini ya dapet pas –pasan , buat makan aja. Dapet tamu 2 – 3 orang
udah, kan takut cari tamunya juga” ujar Messi. Ia hanya seorang diri di tempat pemangkalan
karena teman – teman waria yang lainnya bisa dikatakan takut karena adanya
cakupan pada malam itu. Para waria jika musim seperti ini sangat susah sekali
untuk ditemui karena para pelanggan atau tamunya itu sendiri takut. Bila pada
musim rame Messin bisa mendapatkan
penghasilan Rp. 200.000,- sampai Rp. 300.000,- setiap harinya. Untuk
mendapatkan pelanggan Messi mengatakan “ kita nerima tamu harus sabar ya, sabar
ngelayanin begitu terus harus terima
dikasih berapapun nggak usah minta tambah gitu, jadi pelanggan itu mau
dateng lagi”, ujar Messin dalam memberikan informasi agar ia mendapatkan
pelanggan. Ia juga mengatakan bahwa jika kita nerima berapapun yang diberikan
oleh pelangan dan tidak meminta yang muluk – muluk, secara tidak langsung
pelanggan akan senang dan mau kembali lagi ke Messi.
Para
waria biasanya berkumpul di rumah atau dikos karena para waria disitu berkumpul
jadi satu dan juga di tempat – tempat pemangkalan. Messi juga memiliki beberapa
perkumpulan diantaranya ada perkumpulan pengobatan, ada juga kumpulan tabungan.
Selama menjadi waria sudah tentu memiliki banyak resiko dan Messi juga harus
bisa menerima resiko apa saja yang
didapatkan karena memang ini pekerjaannya mau tidak mau dia harus menerima.
Apalagi ia bekerja sebagai pekerja seks dan kondisinya dalam kehidupan malam,
misalnya ketika ada cakupan Messi akan sulit untuk mendapatkan pelanggan dan
sepi lalu resiko lainnya jika Messi mendapatkan tamu - tamu preman. “ kayak
cakupan terus preman – preman kita dapet tamu preman yang emosional, suka
berantem juga sama tamu kasar” Messi mengaku bahwa ia tidak hanya menerima tamu
yang baik –baik saja, ia seringkali menemukan tamu – tamu preman yang kasar
dalam memperlakukannya, preman – preman yang dalam kondisi mabuk juga
mengakibatkan resiko untuk Messin. Dan sebagai pekerja dia harus bisa menangani
kondisi seperti apa saja yang dihadapinya.
Orientasi
seks waria hanya pada laki – laki, ia mengaku bahwa memang seperti itu tetapi Messin memberikan sedikit informasi
bahwa Ia juga memiliki pelanggan wanita. Ia mengatakan bahwa yang datang kepada Messin
tersebut bukan seorang diri tetapi dengan laki - laki. Pelanggan tersebut
mengaku bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Suaminya tersebut mengaku bahwa
Istrinya tidak pernah puas dengannya kemudian suaminya berusaha untuk bagaimana
agar istrinya dapat menyenangkan istrinya , kemudian datang ketempat para waria
dan menginginkan agar Messin dapat memuaskan istrinya. Messin mengatakan bahwa
mungkin memiliki kelainan, sepasang suami istri tersebut juga sudah memiliki 2
orang anak. Messin seringkali mengatakan pada suami dari pelanggan wanitanya bahwa
“ tak kasih kamu lelaki pasti banyak yang mau tetapi suaminya tidak mau karena
cemburu” Messin mengatakan bahwa pelanggan yang satu ini bila istrinya bersama dengan waria dia tidak
akan cemburu karena menurut pandangan dari laki – laki tersebut bahwa waria itu
bersih dan tidak pernah melakukan hal
apapun dengan wanita. Selain Messin mendapatkan pelanggan laki – laki Messin
juga menjumpai pelangga wanita tetapi masih saja bahwa orientasi seks waria
adalah laki – laki bukan wanita.
Setelah
Messin memberikan cerita dan beberapa informasi, Ia juga memberikan pesan kepada generasi muda
jaman sekarang yang melakukan kenakalan. Messin cenderung akan memberikan
nasehat kepada mereka agar tidak menuruti dan terjun kedalam dunia malam,
umurnya yang masih muda dan tergolong masih anak – anak banyak hal yang lebih bermanfaat dari ini
yang bisa mereka lakukan. Masa depan mereka masih panjang dan jangan pernah
menuruti hal – hal yang dapat merusak masa depan kalian ini para generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar